Indonesia Lawyer Club (ILC) semalam, Selasa 19 September 2017 menarik. Saya telat datang ke rumah karena mengerjakan beberapa tugas di sekretariat JSIT. Ada juga yang rapat dari departemen risbang jam 20.00 sampai 21.45. Sementara di TV One, Prof Salim Said berbicara paling akhir di ILC sekitar jam 23.40. Saya meramunya seperti ini.
Bangsa yang maju adalah yang mampu menjawab tantangan. Bangsa yang maju adalah bangsa yang punya hal yang ditakuti. Itulah yang membuat bangsa itu kuat. Israel kuat karena ada yang ia takuti yakni berada di antara negara Arab. Korea Selatan maju karena ada yang ditakuti yakni Korea Utara. Taiwan kuat karena ada yang ditakuti yakni Cina daratan. Singapura maju karena ada yang ditakuti yakni dia ada dalam kepungan Melayu. Indonesia tidak ada yang ditakuti. Lihatlah para pejabat publik yang diilih rakyat. Contohnya Mendagri mengatakan bahwa OTT Walikota Edy Rumpoko adalah OTT ke-77 untuk kepala daerah. Ada lagi penjabat publik yang terkena korupsi, sekitar 306 orang. Mengapa bisa terjadi? Mereka tidak takut kepada Tuhan. Mereka tahu siksa neraka pedih dan keras. Nah, Tuhan saja tidak ditakuti. Aneh memang. Tapi itu real. Jadi, lihat bagaimana bangsa kita mau maju jika tidak ada yang ditakuti? Bangsa ini akan maju jika NKRI mampu menjawab tantangan. Mengapa komunis di Uni Sovyet umurnya hanya 70 tahun? Komunis hancur tanpa satu butir pun peluru dikeluarkan. Tidak ada peluru diluncurkan Eropa. Apalagi bom oleh Amerika. Jawabannya, karena komunis tidak mampu menjawab tantangan zaman. Tantangan kehidupan.
Nah, sebentar lagi kita menghadapi Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 H. Apa yang bisa dilakukan SIT kita? Jadikan momentum muhasabah, ciptakan tantangan buat SIT tetap eksis, dan hadirkan rasa takut atau kekhawatiran agar tetap maju.
Pertama, SIT bermuhasabah. Momentum Hijrah harus dijadikan sebagai muhasabah bagi pengelola dan pelaksana SIT atas apa yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tujuan sekolah biasanya sudah dicanangkan. Program kerja sudah dibuat. Agar tujuan tercapai lakukan pengendalian. Jika kinerja sekolah melebihi targetnya maka dikatakan berhasil. Jika kinerja sekolah sama dengan targetnya maka beruntung. Sebaliknya, jika kinerja sekolah dibawah target maka rugi. Agar target-target sekolah bisa dicapai bahkan melebihi maka perlu melakukan pengendalian. Ada 3 cara pengendalian dilakukan : 1) pengendalian umpan maju (feedforward), sebelum program dimulai maka antisipasi segala kemungkinan masalah yang akan muncul serta lakukan tindakan pencegahan, 2) pengendalian konkuren (concurent/steering controls), memusatkan perhatian pada program yang sedang berlangsung agar diyakinkan bahwa segala sesuatu berjalan dengan baik, dan 3) pengendalian umpan balik ( feedback), adakah penilaian dan perbaikan setelah program dilakukan. Rasul dalam berhijrah, seperti disebutkan dalam Biografi Rasullulah:Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-Sumber yang Otentik karya Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad, telah merencanakan dan melaksanakan 10 strategi dalam berhijrah. Jadi, lakukan muhasabah.
Kedua, Ciptakan tantangan agar SIT tetap eksis. Kapan SIT disebut tetap eksis? Pertama, Jika SIT ada dan bermanfaat. Bukan sekedar ada. Tapi harus bermanfaat. Ada menunjukkan SIT tetap dipercaya oleh masyarakat dan Pemerintah. Bermanfaat karena SIT melakukan secara terus-menerus konsep giving. Memberi. Pepatah Arab mengatakan fiqidus syai laa yu’ti, bagaimana mau memberi jika tidak punya. Berarti SIT harus punya sesuatu yang bermanfaat. Banyaklah memberi, tidak akan mengurangi. SDM guru yang sudah bertahun-tahun di SIT, 10 tahun ke atas, sudah matang pengalaman, maka banyaklah memberi kepada guru-guru SIT atau non-SIT lain. Berikan pelatihan untuk mereka. Yayasan yang sudah mapan, berikan dan share pengalamannya untuk yayasan SIT yang baru dan seterusnya. Allah menginspirasi kita utk mendapatkan kemenangan dengan iman, hijrah, dan jihad dalam At Taubah: 19 “orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” Kedua, tantangan harus dijawab sebab perubahan itu pasti. Ada persaingan diantara kompetitor disekitar SIT dalam hal penerimaan siswa baru, maka jawablah tantangan itu dengan teroboson baru dalam marketing penerimaan siswa baru. Jangan monoton. Jangan merasa puas sebab biaya masuk ke SIT senantiasa naik. Jika tidak diiringi dengan perbaikan nyata maka calon orang tua murid sekaligus calon siswa akan berpikir ulang untuk mendaftar di SIT. Ada lagi, lihat sekolah-sekolah maju lainnya. Prestasinya maju. Berkelas internasional. Jadikan itu sebagai tantangan.
Ketiga, Hadirkan rasa takut dalam diri SIT. Takut pada apa? Khawatir pada apa? Amanah. Yes, amanah. Pesan Rasul, jika amanah tidak dilaksanakan dengan sebenar-benarnya, maka tunggulah kehancurannya. Memang sekolah tidak roboh gedungnya. Tidak hancur kelasnya. Tapi kosong dari muridnya. Menurun jumlah siswa masuknya. Beramai-ramai ditinggalkan. Itulah pertanda kekhawatiran telah dekat. Amanah utama adalah bagaimana membentuk generasi robbani sepanjang rentang pendidikan di sekolah. Sudahkah Standar Kompetensi Lulusan tercapai dengan baik? Itu adalah amanah. Jika dibrosur telah tertulis, anak hafal 2 juz selama di SDIT …., maka itu adalah amanah. Adalah janji yang harus ditepati bahwa seluruh siswa kelas 6 akan hafal 2 juz. Bukan 10 atau 20 Tetapi seluruhnya. Takutlah pada Allah terhadap apa yang telah tertera dalam brosur penerimaan siswa baru.
Semoga Tahun Baru Islam 1439 H benar-benar bermakna dengan baik. Tidak ada lagi hijrah Mekah. Hijrah maknawiyah harus dibangun dan dibentuk. Selamat Tahun Baru Islam, 1439 Hijriah.
Suhartono, M.Pd.
Sekjend JSIT Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar